Selasa, 10 Agustus 2010

Meniti Ramadhan Meraih Keluarga Ihsan

Menyelami bulan Ramadhan, adalah menyelami lautan hikmah yang begitu luas, dalam, dan nikmat. Kita bukan hanya mendapatkan kesehatan jasmani, penguatan iman serta kejernihan visi tentang hidup. Tetapi kita juga mendapat meraih kembali nilai-nilai keluarga yang amat banyak selama menyelami bulan penuh rahmat itu.

Tak berlebihan bila dikatakan bahwa, bulan Ramadhan adalah bulan pengokohan kembali sendi-sendi keluarga. Betapa tidak! Karena boleh jadi selama 11 bulan yang lalu, begitu banyaknya nilai-nilai keluarga yang sama sekali kurang atau bahkan terlupakan oleh kita.

Ambil contoh, soal makan bersama satu meja. Mungkin sebagian ayah yang sibuk di kantor, hampir melupakan tradisi itu. Padahal banyak sekali manfaat kita makan bersama satu meja bersama seluruh anggota keluarga. Setidaknya di samping sebagai media komunikasi, makan bersama dapat menjadi media untuk menghidupkan sekaligus memperkokoh tali ikatan keluarga.

Sungguh nyaman makan bersama di waktu tengah malam (sahur). Dari aktivitas ini saja sudah tercipta ta'awun 'alal birri - bertolong-tolongan dalam kebaikan - di dalam keluarga. Ayah yang bangun lebih dulu, membangunkan ibu untuk menyiapkan makan sahur. Kemudian, ketika ibu menyiapkan hidangan sahur, ayah membangunkan anak-anak. Anak-anak yang sudah besar bisa membantu ibu, entah itu mencuci piring-gelas yang kotor, memasak air, atau menyiapkan minuman manis sekaligus merapikan meja.

Jika hidangan sahur sudah tersaji, bersama keluarga kita menikmati makan sahur. Duh, nikmatnya bersama kembali satu meja dengan keluarga. Aktivitas yang mungkin sudah lama kita lupakan, lantaran kesibukan kita.

Usai makan sahur, jika masih ada waktu yang tersisa, masih bisa kita manfaatkan untuk santai sejenak bersama keluarga. Sambil menunggu waktu imsak/adzan subuh, kita bisa berkumpul dengan anak-anak. Menanyakan soal pelajaran mereka atau hal-hal yang lain. Setidaknya waktu yang pendek itu bisa kita manfaatkan untuk berkomunikasi dan saling berbagi pengalaman indah, sedih, atau lucu.

Kenyamanan itu bertambah, tatkala azan subuh berkumandang, lalu kita berbenah dan mengingatkan anak-anak untuk bersama-sama berangkat ke masjid. Dalam dingin subuh, di bawah langit malam yang cerah berbintang, kita bersama anak-anak menyusuri jalan melangkah menuju masjid. Pasti aktivitas demikian ini tak mungkin bisa terjadi pada moment-moment selain bulan Ramadhan. Ya, Ramadhan memang bulan yang sangat diberkahi Allah 'Azza wa Jalla. Sehingga ia memberi spirit yang luar biasa, yang menjadikan kita begitu bersemangat beribadah bersama keluarga. Dan anak-anak pun tetap bersemangat melakukan aktivitas-aktivitas ibadah yang tak pernah dilakukannya di bulan-bulan lain.

Tak berlebihan bila kita katakan, Ramadhan adalah bulan keluarga. Bulan dimana kita dapat mengajak seluruh anggota keluarga menjadi hamba-hambaNYA yang bersyukur. Kita bisa mengokohkan kembali hubungan antar sesama anggota keluarga lewat berbagai aktivitas ibadah Ramadhan. Entah itu aktivitas sholat, diskusi keluarga mengenai Ramadhan, tadarus-mengkaji-menghafal Al Qur'an, sahur/berbuka puasa, silaturahmi keluarga, dan sebagainya.

Tarolah aktivitas sholat tarawih misalnya. Kita bisa memilih melaksanakannya di rumah, jika itu merupakan pilihan yang baik untuk lebih mengharmonikan hubungan antar sesama anggota keluarga. Walaupun sesekali kita bisa mengerjakannya di masjid dalam kerangka memupuk hubungan sosial. Kita juga bisa membuat program tadarus Al Qur'an bersama seluruh anggota keluarga sehabis sholat tarawih di rumah.

Pada bulan berkah ini, yang tak kalah pentingnya adalah, kita bisa membuat program tabungan Ramadhan keluarga. Dimana hasil tabungan itu, kita sepakati dan niatkan untuk membantu saudara-saudara kita, para keluarga yang nasibnya tidak beruntung. Keluarga-keluarga Muslim yang kini hidup di bawah bayang-bayang ancaman teror penghancuran dan pembunuhan orang-orang kafir. Saudara-saudara kita di Palestina, Kashmir, Gujarat, Chechnya, Australia dan sebagainya, mungkin tak bisa menikmati Ramadhan tahun ini senikmat yang kita rasakan. Karena itu, ajarkanlah anak-anak kita untuk bisa berbagi rasa, berempati dengan penderitaan yang mereka alami.

Ya, program tabungan Ramadhan untuk dunia Islam, bisa kita adakan di dalam keluarga kita. Dengan program itu, kita didik anak-anak agar memiliki sifat pengasih, penyayang, serta menanamkan ruhul jihad (semangat pembelaan) terhadap nasib nestapa yang dialami saudara-saudaranya di belahan bumi lain.

Yang pasti, hikmah Ramadhan begitu banyak jika diurai satu-persatu, khususnya bagi pengokohan sendi-sendi keluarga. Karena itu seyogyanya, Ramadhan harus kita optimalkan manfaatnya sebagai sarana untuk memproduk keluarga Islami yang memiliki semangat tarbiyah, semangat ukhuwah, dan semangat jihad.

Mari kita susuri Ramadhan dengan iman dan ihtisaban untuk mencapai keluarga ihsan. Semoga Ramadhan tahun ini menjadi momentum kelahiran keluarga-keluarga Islami yang banyak di seluruh dunia. Wallahu a'lam.


By :Aan Candra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar