Minggu, 15 Agustus 2010

Jefri kini ternyata bukanlah Jefri yang dulu.

Terjerat Narkoba. Jefri kini ternyata bukanlah Jefri yang dulu. Di masa mudanya, Jefri hanyalah seorang pemuda yang banyak melakukan perbuatan maksiat. Meski sempat mengenyam pendidikan di pesantren, itu bukan jaminan untuk membuat kepribadian dan sikap Jefri menjadi lebih baik. Pendidikan agama yang kuat dari orang tua menjadi asupannya sehari-hari. Pada usia sembilan tahun, Jefri sudah dapat melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. Didikan orang tuanya memang sangat kental dalam membentuk kepribadian seorang Jefri.

Namun sebaliknya, selepas pendidikan di pesantren, Jefri malah menemukan kebebasannya sebagai anak muda yang selalu ingin mencoba hal-hal baru. Pada saat itulah, Jefri masuk ke dalam dunia kelam, dunia yang dipenuhi dengan perbuatan-perbuatan dosa. Selama bertahun-tahun, Jefri bergaul dengan berbagai macam obat-obatan terlarang. Tidak ada lagi benteng agama yang didapatnya dari pesantren. Yang ada hanyalah keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru dan menggoda. Ditambah lagi perasaan frustasi yang ia rasakan dalam hidupnya. Semuanya bercampuraduk menjadi satu dan menjelma sebagai motivasi bagi dirinya untuk lebih terjerambab di dunia yang kelam.

Awal mula Jefri masuk ke dalam jeratan Narkoba saat ia terjun di dunia entertainment. Kala itu, Jefri diperkenalkan dengan dunia artis di mana segala macam godaan berseliweran. Dari situlah, Jefri mengenal benda haram yang disebut Narkoba itu. Sekitar tahun 1991, Jefri memang mulai ikut terlibat di dalam dunia entertainment. Dari dunia itu pula, ia mampu meraih lembaran-lembaran uang dengan mudahnya. Kondisi ini mengakibatkan pribadi Jefri semakin tertantang untuk mencoba hal-hal baru. “Namanya juga masih muda,” ujar Jefri sembari tersenyum.

“Saya pakai Narkoba karena saya ingin mati akibat frustasi dalam hidup,” imbuhnya. Gaya hidup Jefri yang dulunya hanya berkutat di dalam pesantren, setelah terjun di dunia entertainment, berubah 180 derajat. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di diskotek dan bar. Minuman-minuman beralkohol pun telah diakrabinya selama beberapa tahun. Seiring berjalannya waktu, Jefri semakin terpuruk dengan kondisi tersebut. Ia semakin sulit untuk lepas dari dunia yang kelam itu.

Uang bayaran dari hasil menjadi penari latar dan fashion show kala itu, kerap digunakan untuk membeli Narkoba. Tak heran, uangnya tak pernah tersisa. Jefri juga pernah mencicipi dunia akting dengan turut berperan di beberapa sinetron. Di antaranya adalah Sayap-sayap Patah, Opera Tiga zaman, dan Kerinduan. Terjunnya Jefri di dunia akting ternyata tidak serta merta disetujui oleh kedua orangtuanya, H. Ismail dan Hj. Tatu Mulyana. Kedua orang tuanya yang memiliki latar belakang agama yang kuat membuat Jefri terhambat dalam menekuni karirnya. Pasalnya, kehidupan artis yang tak bisa lepas dari dunia malam membuat kedua orang tuanya tidak menyetujuinya.

Dari waktu ke waktu, Jefri semakin tenggelam dengan obat-obatan terlarang yang dikonsumsinya. Ia semakin frustasi, akibatnya ia makin gemar mengkonsumsi shabu-shabu. Dari dalam dirinya pun sudah tak ada lagi kemauan untuk berubah dan kembali ke jalan yang benar. Namun, ketika sang ayah meninggal pada tahun 1992, Jefri semakin terpuruk dalam dunia Narkoba. Ia merasa sudah tak bisa lepas lagi dari jeratan obat-obatan terlarang.

Kehidupannya pun semakin tidak terkendali dan berantakan, termasuk studinya di salah satu universitas swasta di Jakarta. Konsekuensinya, ia harus menyandang predikat drop out (DO) dari kampusnya. Ia kemudian dikeluarkan oleh pihak kampus, karena tidak pernah membayar uang kuliah. Uang dari orang tua yang seharusnya digunakan untuk biaya kuliah, sudah ia gunakan semuanya untuk membeli serbuk haram tersebut.

Ketergantungannya pada Narkoba mengakibatkan ia beberapa kali mengalami over dosis (OD) meski tidak sampai berakibat fatal. Dunia Jefri semakin gelap seakan-akan tak ada lagi harapan. Tidak ada lagi cita-cita yang mungkin bisa tercapai. Yang ada hanyalah kehancuran yang semakin lama makin jauh terperosok.


Mendapatkan Titik Balik. Ternyata Jefri tidak terus menerus terkekang dalam dunia Narkoba. Jefri percaya ia telah diberikan suatu hidayah agar mampu berubah dan kembali ke jalan yang benar. Perubahan itulah yang kini mengubah nasib Jefri yang sebelumnya hitam kelam. Perubahan itu pula yang menjadikan Jefri sebagai ustadz muda yang kerap wira-wiri di layar televisi.

Namun, yang terpenting dari segalanya, Jefri mampu mengubah jalan hidupnya yang sempat berbelok dari jalur yang seharusnya ia jalani. Jefri baru merasakan mendapat hidyah setelah ia sempat mengalami kejadian-kejadian yang sulit untuk dijelaskan secara logika. “Saya sempat bermimpi yang aneh,” ujar Jefri. Di dalam mimpinya tersebut, Jefri melihat jenazahnya sedang disiksa oleh malaikat akibat dari segala macam perbuatan maksiat yang telah ia perbuat. Tak hanya itu, ia juga sempat melihat banyak kehancuran di dunia ini setelah kiamat datang. Di dalam mimpinya, ia juga diperlihatkan banyak cahaya putih. Sementara Jefri berjalan di tengah-tengah kuburan.

“Terasa banget kok saat disiksa,” imbuhnya. Selain itu, motivasi dari keluarga, menjadi latar belakang Jefri untuk berubah. Salah satu orang yang paling berjasa dalam proses perubahan hidupnya itu tidak lain adalah ibunya, Hj. Tatu Mulyana. Sebagai seorang ustadzah, Tatu tak pernah berhenti untuk memberikan nasihat kepada anak lelakinya itu. Namun, seperti yang diakui Jefri, perubahan tidak akan pernah terjadi tanpa adanya kemauan yang timbul dari dalam dirinya.

Selama bertahun-tahun Jefri bergelut dengan dunia kelam, Jefri merasakan adanya kelelahan di dalam dirinya. “Saya sudah lelah hidup di dunia seperti itu,” ujar pria kelahiran Jakarta, 12 April 1973. Diakuinya pula, ia memang bertekad untuk berhenti dari dunia yang menghancukan kehidupannya tersebut dan berusaha untuk kembali ke jalur yang benar. “Ibaratnya seorang bayi yang tidak selalu akan menjadi bayi,” ujarnya sedikit berfilsafat.

Berkat keinginan yang kuat yang hadir di dalam dirinya tersebut, Jefri lambat laun mampu keluar dari lingkaran setan. “Saya ibarat segelas air ditambah terus airnya hingga tumpah. Itulah perbuatan maksiat yang sudah saya lakukan,” ujar Jefri. Sehingga kala itu Jefri sudah tidak kuat lagi untuk tetap melakukan perbuatan maksiat. Perlahan-lahan, ia kembali sadar akan artinya hidup yang dijalaninya. Keputusan pun telah diambilnya. Ia akan melakukan taubat sebelum kejadian di dalam mimpinya tidak terjadi di kehidupan nyata.

Sebagai salah satu langkah untuk membersihkan diri dari segala dosa, ia memutuskan untuk pergi umrah ke tanah suci. Di Mekkah itulah, ia mencurahkan segala isi hatinya tentang perbuatan-perbuatan dosa yang pernah ia lakukan. Di tanah suci, Jefri tak segan-segan menangis sembari menyesali segala perbuatan yang ia telah lakukan selama masa mudanya. “Setelah menangis, saya merasa lega,” kenang pria yang pernah berlatih tari bersama Adtya Gumay, seorang penata koreografi ini. Di tanah suci itu pula, ia mengalami suatu kejadian yang membuatnya bertaubat atas segala perbuatan yang telah ia perbuat.

Kini, perubahan dalam dirinya telah menampakkan hasil. Jefri telah lahir kembali menjadi manusia yang lebih bermakna. Dengan ceramah-ceramahnya yang menarik, Jefri semakin laris manis muncul di layar kaca. Tak hanya itu, ia juga disibukkan dengan jadwal ceramah yang tak pernah berhenti. Jefri menjadi penyebar agama padahal sebelumnya ia justru menjadi perusak agama. Dengan masa lalunya yang kelam, ia kini mendapatkan pelajaran yang berharga, pelajaran yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sosok pejuang agama.

Membangun Keluarga. Seiring dengan perjalanan karirnya yang cukup sukses, kehidupan keluarganya pun semakin membaik dan harmonis. Memiliki istri yang anggun dan menawan, adalah salah satunya. Bahkan Pipik selalu menemani Jefri semenjak Jefri masih terlibat obat-obatan terlarang. Pernikahannya yang sudah belasan tahun telah menghadirkan manusia-manusia baru di dalam hidupnya. Dari penikahannya dengan Pipik, Jefri memperoleh dua orang anak. Adiba Khanza Az-Zafira (7) dan Abidzas Al Ghifari (6). Keduanya selalu mengisi hari-hari Jefri bersama keluarga. Dari keduanya pula, Jefri menemukan perannya sebagai seorang ayah.

Meski disibukkan dengan kegiatan dakwah dan syuting beberapa acara televisi, Jefri masih masih meluangkan waktu bersama keluarga. Untuk kedua anaknya tersebut, Jefri lebih banyak membebaskan keinginan mereka. Ia juga memiliki jurus ampuh untuk mendidik anak. “Anak-anak itu selalu mengikuti apa yang dicontohnya,” ujar Jefri yang beberapa waktu lalu meluncurkan situs Ujecentre ini.

Dengan begitu, Jefri hanya berusaha untuk memberikan contoh baik di depan kedua anaknya tersebut. Soal cita-cita kedua anaknya, ia telah dibebaskan sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-masing. Tidak ada waktu pasti yang sengaja ia luangkan bersama istri dan kedua anaknya. Meski begitu, ia masih dapat meluangkan waktu bagi kedua buah hatinya itu. Salah satunya adalah dengan bermain bersama.

“Tempat bermain favorit adalah di Timezone,” ujar Pipik, istri Jefri. Di dalam rumah, Jefri bahkan menyempatkan diri untuk dapat bermain playstation bersama kedua anaknya itu. Bermain futsal juga menjadi salah satu acara favorit keluarga. Jefri memang lebih dikenal dengan keluarganya yang harmonis. Kini, Jefri telah banyak berubah sebagai akibat dari masa lalunya yang dijadikan sebagai masa pembelajaran. “Saya tidak pernah menempatkan masa lalu saya sebagai kesalahan tepi sebagai masa pembelajaran,” ungkap Jefri dengan mantapnya. Fajar

Menyatakan Tobat dengan Membenturkan Kepala di Ka’bah

Jefri memang mengakui bahwa banyak perbuatan maksiat telah ia akrabi sejak ia menginjak masa muda. Namun, ia dapat berubah dan bertaubat atas segala perbuatannya di masa lampau setelah ia diberikan hidayah untuk berubah. “Saya sudah lelah dengan perbuatan maksiat,” ungkap Jefri. Berkat hidayah itulah, Ia mampu membangkitkan keinginannya untuk berubah menjadi orang baik.

Salah satu hidayah yang pernah dialaminya adalah ketika ia menjalani umrah di Tanah Suci. “Waktu itu, saya mengunjungi makam Rasulullah,” kenang Jefri. Pada saat mengunjungi makam Rasulullah itulah, Jefri merasakan ada sesuatu yang menarik lehernya. “Saya ditarik kayak magnet,” tambahnya. Tiba-tiba, Jefri melihat semua perbuatan yang pernah ia lakukan di masa lampau. Perbuatan-perbuatan dosa itu secara gamblang diperlihatkan kepada dirinya. Tak ayal, Jefri merasakan penyesalan yang begitu dalam. Air mata pun jatuh deras tiada henti bersama penyesalan yang keluar dari dalam dirinya. Baginya, kejadian tersebut menjadi suatu hidayah bagi dirinya agar dapat berubah dan tidak mengulangi perbuatan dosa berikutnya.

Tak hanya itu, rasa penyesalan Jefri juga diungkapkannya di depan Ka’bah. Di depan rumah Allah itulah, Jefri membentur-benturkan kepalanya ke dinding Ka’bah. Di tempat suci itu pula, ia berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. “Saya membentur-benturkan kepala ke dinding Ka’bah berkali-kali,” ujar Jefri. Di depan Kabah pula, ia meminta kepada Allah. “Ya Allah, kalau saya bermanfaat untuk agama ini, sembuhkan saya. Tapi kalau sepulang dari sini, saya berbuat maksiat lagi, saya hanya minta matikan saya saja,” pintanya.

Permintaan itu diakui Jefri memang pada dasarnya tidak diperbolehkan. Namun, ia tidak memiliki pilihan. “Kalau bicara kapan saya harus mati, banyak waktu saya akan mati,” ujarnya dengan penuh keyakinan. Rasa penyesalan memang tak pernah berhenti begitu saja. Berkat pergi umrah tersebut, Jefri mengubah sisi buruknya menjadi sisi yang kini menjadi unggulannya. Ia kini menjadi penyebar dakwah yang merupakan perbuatan mulia di hadapan Tuhan. Fajar

Berencana Mendirikan Pesantren untuk Anak Yatim

Ada salah satu rencana mulia yang ingin direalisasikan Jefri. Rencana tersebut merupakan rencana yang bersakala besar. “Saya sedang membangun pesantren,” ungkap Jefri singkat. Dengan sukses yang dapat diraihnya saat ini, mungkin banyak yang menduga bahwa pundi-pundi uang tentu saja menghampiri dirinya. Terlebih lagi, Jefri tidak hanya berperan sebagai penceramah saja, ia juga menekuni karir lain sebagai penyanyi dan bintang iklan.

Ternyata pundi-pundi uang yang dikumpulkannya tidak melulu untuk kebutuhan pribadinya saja, melainkan untuk kepentingan bersama. Salah satunya adalah dengan membangun pesantren di daerah Cikeas, Bogor. Pesantren tersebut rencananya untuk anak-anak kurang mampu dan yatim piatu. Meski begitu, seperti diakui Jefri, ada sisi komersial yang akan dijual melalui pesantren ini. Dengan begitu, dana yang didapat dari sisi komersil tersebut dapat digunakan untuk membiayai keperluan anak-anak kurang mampu yang masuk pesantren. Pasalnya, anak-anak kurang mampu dan yatim piatu tidak akan dipungut biaya dalam menjalani kegiatan belajar di pesantren. “Target kita memang bagaimana mencerdaskan anak-anak bangsa,” ungkap Jefri.

Sekarang ini, pembangunanya belum dilakukan. Rencananya bulan Mei atau Juni mendatang. Peletakan batu pertama akan dilakukan oleh Jefri sendiri. “Lahannya baru saja dipatok-patok,” aku Jefri. Tanah seluas puluhan hektar tersebut akan dibangun pesantren cukup besar. Jefri juga mengaku bahwa ia tengah mengumpulkan biaya untuk mendirikan pesantren yang terletak di Cikeas, Bogor ini. Nama yang akan dipakai untuk pesantren itu pun belum ditentukan dengan pasti.

“Saya masih bingung menentukan nama pesantrennya,” ujar Jefri. Meski begitu, ada beberapa nama pesantren yang kemungkinan besar akan dipertimbangkan untuk dipakai. Seperti Pusat Tarbiyah Ma’arij atau Uje Centre. Jefri berharap pembangunannya dapat segera dimulai agar peresmiannya juga dapat dilaksanakan tanpa harus menunggu waktu lama. Selain akan membangun pesantren, Jefri juga kini tengah merencanakan suatu program dalam rangka membantu orang kurang mampu.

“Kita sedang mencari orang-orang cacat untuk diberdayakan,” aku Jefri. Saat ini, baru dua orang cacat yang bergabung dengan program Jefri. Salah satu orang cacat yang telah bergabung, diberdayakan untuk membuat rumah boneka barbie yang nantinya akan dijual ke pasar. Rencananya, Jefri akan mencari sekitar 30 orang cacat untuk mengikuti program tersebut. Fajar

Pipik Dian Irawati, Istri Ustadz Jefri Al Buchori

Setia Dampingi Jefri dalam Suka dan Duka

Sosoknya yang anggun dan menawan selalu berada di samping Jefri. Kerudung yang dipakainya pun menambah citra wanita muslimah sejati. Senyumnya khas selalu tersungging dari bibirnya ketika menemani sang suami. Adalah Pipik, istri Jefri yang selalu menemaninya ke mana pun Jefri berada. Bahkan ketika Jefri masih bergelut dengan dunia hitam Narkoba, Pipik selalu menjadi sosok wanita penyemangat agar Jefri kembali ke jalan yang benar.

Cintanya yang besar, mendorong Pipik untuk selalu berada di samping Jefri. Ketika masih pacaran dan mengetahui bahwa Jefri seorang pecandu Narkoba, Pipik tetap setia mendampinginya. Bahkan pada tahun 1999, Pipik memantapkan diri untuk menikah dengan Jefri. Hanya dengan bermodalkan honor iklan yang diterima Pipik, mereka nekat melangsungkan pernikahan. Pipik beralasan, dengan jalan itulah, Pipik bisa membantu dan mengarahkan Jefri kembali ke jalan yang benar meski ia sadar harus melalui berbagai hambatan. Salah satunya adalah ketika malam pertama mereka yang hanya diwarnai dengan tingkah laku Jefri yang aneh. Mererka pun melwati malam pertama bersama Narkoba.

Waktu pun berjalan, akhirnya Jefri mendapatkan hidayah untuk bertaubat dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukannya. Jefri pun berusaha untuk mencari pekerjaan. Setelah umrah, Jefri mulai memberikan ceramah-ceramahnya di Masjid. Dari honor ceramahnya itulah, Jefri kemudian kembali merangkai puing-puing kehidupannya yang sempat berantakan. Kini, pasangan Jefri dan Pipik memang dikenal sebagai keluarga yang harmonis. Kedua anaknya menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Jefri. “Anak-anak boleh menjadi siapa saja, asalkan tetap menjadi santri,” ujar Jefri penuh harap.

Di mata Pipik, Jefri merupakan suami yang pantas menjadi panutan. “Sosok yang menyenangkan, bisa menjadi teman dan suami di dalam keluarga,” ungkap Pipik yang tengaah hamil tujuh bulan ini. Jefri juga dikenalnya sebagai suami yang disiplin dalam hal agama. “Dia selalu berusaha untuk shalat berjamaah,” tambahnya. Pipik memang sudah jatuh hati pada Jefri sejak petemuan pertama. Karena pribadinya yang mudah bergaul, Pipik langsung merasakan getaran cinta pada Jefri. Fajar

Ustad Gaul, Jeffry Al Buchori

Masa Remajanya Bergelut dengan Narkoba

Boleh dibilang selama Ramadan ini, wajah ganteng Ustad Jeffry Al Buchori paling laris menghiasi layar kaca. Sejumlah acara, baik di waktu sahur, menjelang buka puasa, maupun siraman rohani, menjadi makin menarik karena diisi oleh ajakannya untuk hidup di jalan Allah SWT. Nyaris semua stasiun televisi swasta memajang dirinya. Berikut kisah petualangan sang ustad yang ditulis oleh wartawan Suara Merdeka, Tresnawati.

PUNCAK karier sang ustad kondang ini memang cukup luar biasa. Dalam waktu tidak terlalu lama, ustad bernama lengkap Jeffry Al Buchori Modal ini telah meluncurkan album berisi lagu-lagu religius yang diberi tajuk Lahir Kembali. Sebelumnya, ia juga meluncurkan paket album. Kali ini memang bukan berisi lagu-lagu dari suaranya yang merdu, melainkan berisi kisah perjalanan hidupnya yang sungguh dahsyat, penuh gejolak, dan tikungan tajam, serta proses pergulatan yang luar biasa dialami sampai ia menemukan kembali kehidupan yang tenang dan menenteramkan. Kisah hidupnya itu dikemas dalam paket Perjalanan Hidup Jeffry Al Buchori, baik berupa kaset, CD, maupun VCD. Masih ditambah sebuah VCD berupa tuntunan shalat bagi para pemula.
''Sebelumnya memang sudah banyak yang meminta saya untuk menyinetronkan kisah hidup saya, tapi selama ini saya selalu menolak. Setelah ada ajakan dari Akurama Record, baru saya tertarik untuk merekam perjalanan hidup saya. Mudah-mudahan bisa menjadi madrasah, bukan hanya untuk saya, tetapi juga untuk mereka yang memang membeli paket itu, karena ingin mengetahui kisah hidup saya,'' tutur Jeffry.
Ia sendiri mengaku, sebetulnya tidak ingin lagi bercerita mengenai masa lalunya. ''Maklum, sangat kelam. Tapi kalau memang ada gunanya bagi pembaca, saya tidak keberatan membaginya. Sekali lagi, semoga bisa menjadi madrasah bagi siapa pun. Bagi saya, masa lalu saya itu adalah madrasah bagi saya,'' tutur bapak dua anak itu. Jeffry lalu bercerita panjang lebar mengenai masa lalunya.
Dia lahir di Jakarta, 12 April 1973, tumbuh di tengah keluarga yang amat taat beribadah. Ayahnya, H Ismail Modal, yang asli Ambon, sangat keras mendidik anak-anaknya dalam hal agama. Sementara sang umi, Tatu Mulyana, yang asal Banten, adalah ibu yang sabar dan lemah lembut pada kelima putra putrinya.
Berada di lingkungan keluarga yang taat agama membuat Jeffry kecil menyukai pelajaran agama. Dia memang dikaruniai kecerdasan yang melebihi rata-rata anak seusianya. Terbukti ia bisa loncat kelas dari kelas 3 ke kelas 5. Ia pun kemudian sekelas dengan kakak keduanya. Ketika duduk di kelas 5 SD itu, ia pernah ikut kejuaraan MTQ sampai tingkat provinsi.
Bukan hanya ilmu agama yang disukai Jeffry, melainkan juga pelajaran kesenian. ''Saya sendiri tidak tahu kenapa, kok waktu itu suka sekali tampil di depan orang banyak,'' kenangnya.

Kepribadian Ganda

Selepas SD, sang ayah yang disapanya Apih memasukkan Jeffry dan kedua kakaknya ke sebuah pesantren modern di Balajara, Tangerang. ''Apih ingin kami anak-anaknya mendalami agama. Tapi waktu itu nggak tahu kenapa, kok kenakalan saya mulai tumbuh,'' tuturnya.
Salah satu kenakalannya adalah ia memilih diam-diam tidur, sementara yang lain menjalankan ibadah shalat, ataupun kabur dari pesantren untuk nonton film di bioskop atau main. Karena tertangkap melakukan kesalahan, kepala Jeffry kerap dibotaki karenanya. Tapi ternyata hal itu tidak membuatnya jera.
Jeffry mengaku, saat itu seolah punya kepribadian ganda. Di satu sisi ia amat nakal, di sisi lain keinginan untuk melantunkan ayat-ayat suci Alquran begitu kuat. Tiap ada kegiatan keagamaan, ia selalu terlibat.
''Bersama kedua kakak saya, saya pernah membuat drama tanpa naskah berjudul Kembali Ke Jalan Allah yang dilombakan di pesantren. Ternyata karya itu dinilai sebagai drama terbaik se-pesantren.
Pada waktu masih ABG, dia juga juara lomba azan, lomba MTQ, dan qasidah. Meski demikian, tak tahu kenapa, kenakalannya juga semakin menjadi. Puncaknya, ia keluar dari pesantren karena merasa bosan. Hanya empat tahun ia menempuh pendidikan di pesantren. Sang ayah lalu memasukkannya ke sekolah aliyah. Di sanalah kenakalannya semakin berkembang saja.
Yang mengherankan, Jeffry selalu ikut serta setiap ada acara keagamaan, tetapi ia juga tak pernah menolak di ajak teman-temannya ke kantin untuk memakai narkoba. Ia pun mulai mengenal narkoba, sering kabur dari kelas. Keluar dari pesantren, Jeffry mengaku seperti burung lepas dari sangkar, terbang tak terkendali.
Hanya bertahan selama satu tahun, dia lalu pindah ke sekolah lain. Tapi yang jelas, kelakuannya makin bertambah buruk saja.
Dari perkenalan dengan beberapa teman, ia mengenal petualangan baru. Umur 16 tahun, Jeffry mulai kenal dunia malam. Ia hanya masuk sekolah pada saat ujian. Dia lebih suka mendatangi diskotek untuk menari. Ketika itu, ia mengaku sangat tertarik pada tarian di diskotek. Tiap pergi ke arena dugem (dunia gemerlap-red) itu, ia selalu mempelajari gerakan orang-orang yang nge-dance. Ia lalu menirukannya.
Jeffry pun menjelma sebagai seorang penari. Berkelana dari satu diskotek ke diskotek lain. Berbagai lomba dance ia ikuti dan sempat menyabet sejumlah piala. Ia juga jadi penari di Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol. Dunia foto model pun ia geluti. Di tengah kebengalannya, tahun 1990 ia lulus SMU.

Pengalaman

Selepas SMA, dia mulai berkenalan dengan dunia acting. ''Itu benar-benar pengalaman yang menurut saya paling dahsyat,'' kenangnya. Ketika itu, ia berkenalan dengan Aditya Gumai yang saat itu aktif di dunia seni peran. Aditya dikenal sebagai pelopor Lenong Bocah dan kini sutradara sejumlah film dan sinetron. Diam-diam ia belajar acting dari para pemain yang sedang shooting. Perkenalannya dengan anak-anak IKJ (Institut Kesenian Jakarta) juga membuatnya belajar acting. Sampai akhirnya ia diajak Aditya bermain sinetron.
Sinetron pertamanya di tahun 1990 adalah Pendekar Halilintar. Melihat dia bermain sinetron, sang ayah menentang mati-matian. Maklum, Ismail Modal sempat pula mencicipi dunia film, sehingga ia tahu persis bagaimana pergaulan dunia itu. Ismail Modal bermain di film Macan Terbang dan Pukulan Berantai. Rupanya dari sang ayahlah, Jeffry menuruni darah seninya.
Meski dilarang, dia pantang mundur. Ia sama sekali tak menghiraukan larangan dan nasehat sang Apih. Tawaran sinetron yang terus berdatangan makin membuatnya yakin, inilah dunia yang ia cari. Konflik dengan sang ayah pun makin memuncak.
Jeffry mulai tak pulang ke rumah. Tidur berpindah-pindah di rumah temannya. Rambut pun dibiarkannya panjang. Bersamaan dengan itu, kariernya di dunia sinetron makin cemerlang. Ia membintangi sinetron berjudul Sayap Patah bersama Dien Novita, Ratu Tria, dan WD mochtar.
Dari sinetron itu ia dinobatkan sebagai Pemeran Pria Terbaik dalam Sepekan Sinetron Remaja yang digelar TVRI 1991. Ia pun makin sombong dan makin melupakan orang tuanya.

Ingin Punya Majelis Taklim Khusus Waria

JEFFRY makin mencintai dunia akting. Dia juga makin tak peduli terhadap sang ayah yang menentangnya. Tawaran main sinetron juga terus berdatangan. Seiring dengan makin melejitnya nama Jeffry, rezeki pun terus datang mengalir.
Nama yang tenar dan banyak uang ternyata membuat dia makin lupa diri. Dia makin tenggelam dalam dunia malam. Tentu saja seiring dengan makin dalamnya dia bergantung pada narkoba.
Sampai suatu hari tahun 1992 sang ayah meninggal akibat sakit. Dia menyesali kepergian sang ayah.
Dia sangat terpukul. Saat sang ayah dimakamkan, dia turun ke liang lahat dan memeluk jasadnya. Seolah-olah tak rela melepas kepergiannya.
Meski menyesal, namun rasa itu lenyap dalam sekejap. Berganti dengan perilaku yang makin buruk dan kesombongan yang makin besar. Jeffry kini memiliki banyak uang. Tak ada lagi yang perlu didengarkan nasihatnya, sejak sang ayah meninggal.
Hidupnya pun makin jauh dari agama. Meski tinggal bersebelahan dengan masjid, dia seolah-olah melupakan Tuhan. Bahkan, di bulan Ramadan segala kemaksiatan tetap dijalaninya.
Kemampuannya membaca Alquran dan ilmu agama yang dimilikinya seperti lenyap ditelan bumi. Dia makin jauh kecanduan narkoba, bahkan nyaris meninggal. Kejahatan demi kejahatan moral terus saja dilakukannya.

Paranoid

Sampai suatu saat, karena sudah begitu kecanduan, dia berubah menjadi paranoid. Ketakutan selalu menyergap dalam sanubarinya. Dia juga selalu berburuk sangka pada apa dan siapa pun. Segala kesombongannya lenyap diganti ketakutan. Yang dilakukannya hanya berdiam diri di kamar.
Dia takut seseorang akan datang membunuhnya. Setiap kali dia hanya mengintip dari bawah pintu, khawatir ada yang datang hendak mengakhiri hidupnya.
Dia juga sering mendengar ada yang berjalan di atap rumah. Dia tersiksa berminggu-minggu lamanya. Orang-orang pun menganggap dia gila. Bukan hanya itu siksaan yang dialaminya. Karena kecanduan narkoba, dia pun masuk daftar hitam pemain sinetron. Praktis dia tak lagi mendapat tawaran main. Uang tak ada, gadis-gadis pun menjauh.
Di tengah rasa takut yang menderanya, berhari-hari Jeffry dihantui mimpi yang sama. Dalam mimpinya dia melihat jasadnya dalam kain kafan. Karena mimpi buruk, dia menjadi takut tidur. ''Pada saat itu muncul kesadaran, di tengah rasa takut mati itu ternyata ada yang tidak meninggalkanku, yaitu Allah,'' kenangnya.
Dari sana muncul kesadaran atas dosa-dosanya. Dia pun menemui ibunya dan bersimpuh memohon ampun. Sang ibu kemudian mengajaknya berangkat umrah. Dalam keadaan jiwa yang labil dan rapuh itulah Jeffry berangkat ke Tanah Suci. Di sana dia mengalami beberapa peristiwa yang membuatnya sadar akan segala dosanya.
Sepulang dari umrah, dia memang mencoba hidup lurus. Namun pergaulan juga yang kemudian menyeretnya kembali ke persoalan semula, narkoba. Sampai suatu hari pada tahun 1996 dia bertemu dengan gadis cantik bernama Pipik Dian Irawati. Gadis asal Semarang ini berprofesi sebagai model.
''Singkat cerita saya menikah dengan dia,'' ungkap Jeffry yang kini memiliki dua anak, Adiba Kanza Az-Zahra (5) dan Mohammad Abidzan Algifari (3). Mereka menikah 1999.
Bagi Jeffry, Pipik sangat berarti. Dia sangat mengerti dan peduli terhadapnya. Dia bahkan rela hidup dalam kondisi serbakekurangan di awal perkawinan mereka. Maklum, Jeffry tak lagi bermain sinetron, sementara sejak menikah Pipik meninggalkan profesinya sebagai model. Hidup menumpang pada orang tua. Bahkan, mereka pernah harus berjualan kue untuk menyambung hidup.
Namun sejak menikah, hidup Jeffry berangsur-angsur membaik. Kasih sayang dan nasihat sang istri makin mengukuhkan keinginannya untuk kembali dekat pada agama. Sampai perubahan besar terjadi dalam hidupnya pada tahun 2000. Sang kakak, Fathul Hayat, meminta Jeffry memberi khotbah Jumat di Mangga Dua. Fathul memang seorang pendakwah.
Dia mulai mewakilkan kepada adiknya. Pertama kali ceramah, Jeffry menerima bayaran Rp 35.000. Sejak itu dia total hidup di jalan Allah. Undangan ceramah pun berdatangan, terutama seminar mengenai mantan pecandu narkoba.
Meski begitu dia mendapat juga banyak tantangan mengingat posisinya sebagai mantan pecandu narkoba. Tetapi kesabarannya membuahkan hasil. Dia makin mendapat kepercayaan. Undangan ceramah datang silih berganti.
Jeffry berdakwah apa adanya. Dia mengikuti apa yang Rasulullah SAW lakukan dahulu saat menyiarkan agama Islam. ''Patokan saya hadis yang berbunyi, 'berbicaralah dengan bahasa kaummu'. Jadi, saya nggak mau yang terus jaim. Fleksibel saja. Kalau harus berhadapan dengan anak muda, ya kita pakai bahasa yang bisa mereka jangkau,'' alasannya.
Dia kemudian juga menghadapi kalangan yang amat beragam. Mulai dari anak muda sampai para banci. Ini membuatnya bisa berdakwah dengan bahasa gaul terbaru sekalipun. Karena itu, tak heran jika dia kemudian dijuluki Ustad Gaul. ''Terus terang saya malah sekarang ingin punya majelis taklim yang anggotanya para waria. Mereka kan juga punya hak untuk mendapatkan dakwah,'' katanya.
Salah satu kelebihan Jeffry adalah gaya bicaranya yang ceplas- ceplos. Dia juga selalu berusaha memahami siapa yang sedang ada di hadapannya.
Tak dimungkiri, banyak yang terpesona terhadap penampilan fisik Jeffry, pada karismanya. ''Kalau ada yang memuji saya tampan itu sungguh hanya tipuan setan. Mungkin orang itu lagi kelilipan matanya. Coba kalau saya dibandingkan dengan Sultan Djorghie, siapa gue coba?'' katanya setengah berseloroh.
Kendati tak mau mengakui hal itu, Jeffry mengaku banyak yang ingin berfoto bersamanya. ''Kalau yang begini, biasanya saya nggak mau difoto hanya berdua dengan seorang wanita. Kalau yang minta foto wanita, biasanya saya minta bertiga dengan istri saya, supaya tidak menimbulkan fitnah. Itu juga saran istri saya,'' katanya kemudian.
Kendati kini laris sebagai penceramah, Jeffry selalu teringat saat-saat sulit yang dihadapinya di awal kariernya sebagai seorang ustad. Suatu saat dia berdakwah di lingkungan yang fanatik terhadap sebuah mazhab tertentu.
Ketika dia mulai mengucapkan salam, ternyata dijawab dengan lesu. Karena Jeffry memang biasa berbicara ceplas-ceplos dan suka guyon, dia pun bermaksud membangun suasana dengan nyeletuk, ''Ibu-ibu kok lemas amat nih. Kan udah sahur?'' celetuknya tanpa bermaksud apa-apa.
Tetapi tanpa diduga, imam masjid di lingkungan itu langsung berdiri dan mengacungkan telunjuk kepadanya sambil berseru, "Oh ternyata elo dari aliran... (sambil menyebutkan nama sebuah organisasi Islam di Indonesia ).'' Jeffry pun segera meminta maaf dan menjelaskan dengan sabar, dalam berdakwah dia tidak membawa aliran tertentu.
Tetapi segala kendala itu terus coba dihalaunya. Dia tak juga hendak mundur, meski berbagai tantangan datang. Kini dia berupaya membangun pesantren bagi mereka yang ingin kembali ke jalan Tuhan. Juga akan menampung mereka yang ingin lepas dari narkoba.(Tresnawati-14t)

Rabu, 11 Agustus 2010

MINANGKABAU YANG KATIRISAN

Gagap Pada Budayanya Sendiri

Tahukah kita dengan budaya Minangkabau, mengertikah kita apa yang dimaksud dengan minangkabau? Benarkah kita berasal di puncak Gunung Merapi ? Tahukah kita apa yang dimaksud dengan Masyarakat Adat Minangkabau, Rajo nan Tigo Selo, sejarah masyarakat kita? Apa pengertian sebuah Nagari, Hak Ulayat, Pusako Tinggi, Kaum, Paruik, Penghulu dan lain sebagainya? Percayakah kita akan semua hal itu? Masih perlukahn semua itu? Dan lain sebagainya?

Mayarakat yang besar adalah masyarakat yang mengenal sejarahnya, mengenal tatanan hidup masyarakatnya, filosofi berpikir masyarakatnya, yang memelihara martabat masyarakatnya, yang selama ini kita sebut dengan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS SBK). Sudahkah diri kita sampai pada tahap itu?

Minangkabau dan Kebersamaan

Pada kenyataannya Minangkabau yang hanya terdiri 1 kata (Minangkabau) atau 2 kata (Minang Kabau) merupakan ratusan nagari yang berdiri sendiri, otonom tidak saling singgung/berhubungan satu sama lain. Sehebat apapun kita, kita tidak bisa mencampuri urusan nagari lain, suku lain, maupun kaum yang lain.

Otonomi adat yang berlaku sejak dahulu kala, membutuhkan kebersamaan antara satu sama lain, antara sesama keluarga, sesama paruik, sesama kaum, sesama nagari. Hanya sampai disana. Sudahkan kita peduli sesama keluarga, sesama paruik, sesama kaum bahkan sesama nagari? Jawablah pada diri kita sendiri, karena kita tidak akan bisa mendustai diri kita sendiri.

Cadiak Nan Surang - Surang

Dunsanak sekalian, saat ini kita teridap penyakit yang bernama "Superiority Compleks", merasa hebat, merasa pintar, merasa jaya & merasa super dan lain sebagainya. Perasaan yang menggerogoti jiwa & sanubari kita perlahan-lahan, merasa lebih pintar, jaya, super dari masyarakat yang lain, dari nagari yang lain, dari kaum yang lain, dari paruik yang lain, dari keluarga yang lain, bahkan dari saudara yang lain.

Tengoklah ke nagari-nagari kita, lihatlah denyut perekonomiannya, apa yang bisa kita perbuat, apakah yang bisa kita kita lakukan selain berkomentar seperti seorang pengamat mengulas pertadingan sepakbola.

Hal ini bermula pada diri kita sendiri, dimana semangat kebersamaan itu pupus waktu demi waktu, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun, hingga zaman demi zaman.

Ramadhan Sebagai Intropeksi Diri.

Dalam bulan suci ramadhan ini,dimana bulan yang dirakhmati Allah SWT, dimana kita bertarung pada diri kita sendiri yaitu Hawa Nafsu kita sendiri. Di bulan yang penuh rakhmat ini,kita diharuskan bersabar, menengok ke belakang atas apa yang telah kita perbuat selama ini.

Rasullullah SAW selalu mengingatkan kita, untuk menjaga tali silaturahim, saling ingat mengingatkan, nasehat menasehati, menjaga kebersamaan dalam bingkai Ukhuwah Islamiyah. Begitu juga budaya kita, berpesan saling menjaga, membantu satu sama lain, tolong menolong sesamanya, menjaga kebersamaan.

Semoga kita bisa menggunakan cermin hidup dengan baik & benar, memahami arti diri kita pada Minangkabau, memahami arti diri kita pada masyarakat, arti kebenaran yang hakiki, Nan Bana Tagak Sandirinyo.

Semoga bermanfaat, amin amin ya Rabbal alamin.

kutipan : Lembaga Hidup (nukilan) Buya Hamka

"Lidah orang berakal, di belakang hatinya

Hati orang Bebal, di belakang lidahnya "

Bergembira Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Bergembira Menyambut Bulan Suci Ramadhan

By: agussyafii

Di Rumah Amalia ada perbincangan hangat buat kami yaitu menyambut bulan suci Ramadhan. Wajah anak-anak Amalia terlihat gembira, sudah terbayang bulan suci Ramadhan dengan puasa dan sholat tarawih. 'Wah, asyik ya sebentar lagi bulan Ramadhan,' kata Ari. 'Iya asyik sebentar lagi puasa dan sholat tawarih' jawab Fadhel. Saya teringat bahwasanya Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam bersabda.

Sesungguhnya telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan. Allah telah menetapkan kewajiban puasa kepada kalian, di dalam bulan Ramadhan dibuka pintu surga dan dikunci segala pintu neraka serta dibelenggu semua setan. Di dalam bulan Ramadhan ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak diberi keberkahan pada malam itu maka berarti dia tidak akan mendapatkan keberkahan (HR. Ahmad & an-Nasai).

Berdasarkan hadist diatas tentang kemuliaan da keistimewaan serta keberkahan bulan Ramadhan maka kita dianjurkan untuk tahniah, memberi ucapan selamat datang bulan suci Ramadhan. Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh at-Turmudzi, disaat Nabi melihat hilal Ramadhan Nabi membaca doa menyambut Bulan Suci Ramadhan.

Doa Menyambut Bulan Suci Ramadhan: Allahuma ahillahu 'alainaa bil yumni wal iimaani wassalaamati wal islaami robbi warobbukallah. Artinya, Ya Allah yang telah menetapkan hilal kepada kami dengan aman, iman, selamat dan Islam Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, hilal yang baik & benar (HR. at-Turmudzi).

Wassalam,
agussyafii

Berdoalah Untuk Kedua Orang Tua

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Teman Penggemar Mujizat, Sholat Dan Doa..

Apa kabar dimalam yang indah ini? semoga anda dan keluarga dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Pada malam ini saya ingin mengingatkan, sudahkah kita berdoa untuk kedua orang tua kita? Kalau kedua orang tua kita bangun dikeheningan malam untuk memanjatkan doa merupakan hadiah yang terindah untuk kita sebagai putranya, tidakkah kita merasa malu bila tidak menyebut nama kedua orang tua kita dalam bisik lirih dengan khusyuk dihadapanNya?

Kalaulah selama ini ini doa untuk beliau, kita ucapkan diakhir permohonan, sekarang saatnya untuk menyebut nama kedua orang tua diawal kata penuh pengharapan, memohon ampunan kepada Allah untuk beliau.

Bila beliau telah tiada jadikanlah ketiadaan beliau bukan sebagai akhir bakti kita sebagai anaknya. Jadikan ketakbersamaan itu sebagai awal kita agar hati kita selalu berbisik, memohon ampun untuk beliau. agar bibir kita senantiasa bergerak memohon rahmat bagi beliau, agar mata ini selalu basah disaat jutaan manusia tengah terlelap dalam kelam, demi memohon surga untuk beliau yaitu kedua orang tua kita.

Allahuma firli wa liwaalidayya warhamhumaa kama robbayaanii shoghiro artinya Ya Allah ampunilah dosa2 kami dan dosa kedua kedua orang tua kami, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami diwaktu kecil.

Wassalam,
agussyafii

Apa Makna Memaafkan?

Apa Makna Memaafkan?

By: agussyafii

Sebelum memasuki bulan suci Ramadhan saya suka mengirimkan atau banyak mendapatkan email maupun sms dari teman2 ucapan mohon maaf lahir batin. Mohon maaf merupakan tanda cinta dan kasih sayang kita sebagai sesama saudara. Namun memaafkan juga indah dan menenteramkan di dalam hati kita. Lantas pertanyaannya, 'Apa makna memaafkan?'

Memaafkan adalah gerbang kedamaian dan ketenteraman dalam hidup kita. Pintu gerbang itu kecil sekaligus sempit dan hanya bisa dimasuki dengan menundukkan kepala kita. Tidak mudah untuk menemukannya namun bila kita sungguh-sungguh untuk mencarinya maka kita akan menemukannya. Memaafkan hampir tidak pernah kita temukan dalam keadilan hidup di dunia, yang memaksa kita agar membalas sakit dengan sakit, memaafkan hanya kita akan temukan bila kita mampu menyingkirkan rasa sakit.

Disaat kita memaafkan seseorang untuk tindakan yang menyakitkan, kita terkadang masih bisa menghargainya namun bila teringat rasa sakit malah mengobarkan kebencian yang kita tumpahkan dengan menyerang. Bila kita lihat lebih mendalam dengan memperbaiki hubungan dengan orang tersebut, barangkali memaafkan tidak bisa menghilangkan luka dihati namun tindakan memohon maaf akan menghilangkan perangkap spiral kebencian yang terjadi terus menerus. Memaafkan juga menjaga diri kita dan keluarga kita agar kita tidak melampiaskan marah dan menyakiti orang lain.

Bila kita tersakiti maka kita akan selalu mengingat kesalahan orang lain, rasa sakit itu berubah menjadi benci. Tidak peduli penyebab luka itu apakah benar-benar ada atau tidak, secara perlahan luka itu menggerus hati kita kemudian keluar dari tubuh kita dan merusak sekitar, orang-orang disekeliling kita untuk menyebarkan kebencian. Kita semua tahu bahwa bila kita terserang rasa kebencian. Maka kita memiliki ingatan yang luar biasa sampai hal terkecil yang dibencinya juga masih diingatnya. daftar panjang dimilikinya karena ruang hatinya menjadi penuh sesak dengan kebencian, tidak menyisakan ruang untuk cinta dan kasih sayang. Memaafkan dan memohon maaf berarti membersihkan diri dari segala kotoran hati seperti kebencian, kemarahan, dengki dan rasa sakit. Sehingga ruang hati kita tumbuh semangat dan motivasi hidup yang positif serta kasih sayang bagi sesama. Makna mohon maaf dan memaafkan keduanya sama-sama indah karena perbuatan baik dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. sebagaimana firman-Nya.

'Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. (QS. Ali- Imran : 134).

Wassalam,
agussyafii

Mulianya Memaafkan

Mulianya Memaafkan

By: agussyafii

Seorang laki-laki muda baru selesai takziyah di makam ayahnya mampir ke Rumah Amalia. Sore itu kami berbincang. Anak muda itu sangat mengagumi sosok ayahnya. Dalam penuturannya ayahnya adalah seorang guru Sekolah Dasar. 'Sama persis 'Umar bakri' seperti yang dinyanyikan Iwan Fals,' ucapnya. Selesai mengajar ayahnya menjadi guru mengaji anak-anak dan para ibu & bapak di masjid.

Kebaikan dan kemuliaan budi pekerti sang ayah inilah yang membuat dirinya dan orang-orang disekelilingnya menaruh hormat dan menganggap sebagai panutan. Tak heran semasa hidup beliau masjid di tempatnya begitu makmur, banyak orang yang sholat berjamaah di masjid itu. Semua orang hormat kepada beliau karena akhlaknya yang selalu mengucapkan salam kepada siapa saja anak-anak sampai orang dewasa. Kesholehan dan kesederhanaan beliau inilah yang sangat dikagumi oleh banyak orang.

Namun apa yang dilakukan oleh beliau bertolak belakang dengan istrinya bahwa kebahagiaan terletak pada materi berlimpah. Tuntutan istri tak membuatnya terpengaruh. Beliau tetap istiqomah menjalankan aktifitas keseharian dan ibadah, dirasakan dapat membuat hidupnya menjadi tenteram. Ternyata cobaan itu tidak hanya datang dari tuntutan istrinya. Pada suatu hari beliau kaget mendengar tetangganya ribut-ribut menyebut nama istrinya. Ternyata diketahui bahwa istrinya tertangkap basah berselingkuh dengan tetangganya. Dengan sigap beliau meredam emosi mengambil air wudhu dan beristighfar.

Kejadian itu menjadi buah bibir masyarakat. Banyak orang menjadi simpati kepada beliau. Menurut beliau memaafkan dan membina istri untuk bertaubat masih lebih baik daripada menceraikan istrinya dalam keadaan tidak memiliki harta dan tidak memiliki ketrampilan dalam mencari nafkah. Menceraikan dalam keadaan seperti itu malah akan menjerumuskan ke dalam lembah penderitaan yang lebih dalam. Beberapa tahun kemudian beliau meninggal. Rumahnya yang sempit tidak mampu menampung untuk pelayat yang hadir, terus berdatangan. Dari para muridya dan para santri mengaji, para orang tetangga yang mengagumi kesabaran beliau, mensholatkan secara bergantian di masjid.

Kata 'memaafkan' telah mampu merubah akhlak istrinya. Dimata Allah dan di mata masyarakat perbuatan beliau sungguh mulia. Banyaknya orang yang datang melayat dan mensholatkan beliau sekalipun beliau pertanda rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah terlimpahkan untuk beliau. 'Mas Agus, begitulah ayah saya dengan 'memaafkan' kesalahan ibu beratus orang datang, mendoakan kebaikan, rahmat dan ampunan untuk beliau,' ucap anak muda itu dengan air mata berlinang dipipinya mengenang sosok sang ayah. Itulah makna 'mulianya memaafkan'. Subhanallah.

--
'Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. (QS. Ali- Imran : 134).

Wassalam,
agussyafii

Menggapai Rahmat Allah

Menggapai Rahmat Allah

By: agussyafii

Malam ini malam pertama kami di Rumah Amalia melaksanakan sholat tarawih, sekalipun para makmumnya yang terdiri anak-anak Amalia. Sholat tarawih dilaksanakan dengan tertib. Sholat tarawih bagi anak-anak Amalia begitu sangat indahnya. Saya teringat bahwa Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Salam bersabda,

'Barang siapa melaksanakan Qiyam Ramadhan (Sholat Tarawih) karena Allah dan mengharapkan ridhaNya maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari & Muslim).

Selepas sholat tarawih, kami tadarus bersama. Tadarus berasal dari kata 'tadarrosa, yatadarrosu berarti mengkaji atau menelaah. Selain membaca al-Quran dengan memakai ilmu tajwid, kefasihan kalimat namun juga mencoba berdiskusi dalam wacana anak-anak yang sederhana substansi al-Quran untuk menjawab persoalan kehidupan kita sehari-hari. Itulah yang terasa membawa ketenangan dihati kami dan juga dihati anak-anak Amalia.

'Tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu Rumah Allah seraya membaca kitab Allah dan mempelajarinya diantara mereka kecuali turunlah ketenangan atas mereka, mereka diliputi rahmat dan dikelilingi malaikat serta disebut-sebut oleh Allah kepada para Malaikat dihadapannya. (HR. Abu Dawud & Muslim).

Teman yang berbahagia, sepuluh hari pertama di bulan suci Ramadhan adalah Rahmat. Kita harus mempersiapkan diri untuk menerima rahmat Allah. Mengirimkan kepada kita. Jika kita mengambilnya dan menaruh di dalam hati kita maka hati kita akan bersinar dan berkilau. Hal itu hanya akan mungkin terjadi bila kita bersungguh-sungguh dalam berjihad melawan hawa nafsu kita. Mari kita menggapai Rahmat Allah.

Wassalam,
agussyafii

Bulan Ramadhan, Bulan Kasih Sayang

Bulan Ramadhan, Bulan Kasih Sayang

By: agussyafii

Setiap kali memasuki bulan suci Ramadhan di Jakarta yang selalu saya suka adalah tiba waktu berbuka. Bila saya singgah di Masjid Al-Azhar, Masjid Istiqlal atau Masjid manapun ada hidangan yang dibagikan secara gratis. Tentu saja di bulan suci Ramadhan adalah bulan kasih sayang atau istilah populernya disebut dengan al- Maidah al-Rahman.

Ada sebuah semangat dibulan Ramadhan yaitu kesadaran untuk berbagi kasih sayang tentunya agak sulit ditemukan pada bulan-bulan diluar bulan Ramadhan. Wujud kasih sayang berbentuk hidangan berbuka puasa yang diberikan cuma-cuma bukan hanya di masjid, banyak individu maupun perusahaan menyalurkan shodaqohnya untuk kaum faqir miskin, anak-anak yatim maupun mereka yang membutuhkan. Semangat ini lebih didasarkan kepada ada kasih sayang pada diri setiap insan yang menjalankan ibadah puasa.

Puasa bukan hanya menahan haus dan lapar namun juga tindakan-tindakan amal sholeh yang turut serta merasakan penderitaan orang lain. Selama bulan suci Ramadhan siapapun orangnya dengan status sosial, kedudukan dan pangkatnya harus melaksanakan ibadah puasa. Puasa menjadi landasan kesadaran untuk menyebarkan cinta dan kasih sayang bagi sesamanya.

Bulan Ramadhan sudah sepatutnya dihiasi dengan kasih sayang karena puasa menghadirkan kesabaran. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam, 'Assyiamu nisfu sobri' berpuasa adalah sebagian dari kesabaran. Maka bagi kita yang menunaikan ibadah puasa hakekatnya untuk membangun kesabaran. Kesabaran inilah yang menjadi jati diri seorang muslim yang mampu merubah benci menjadi cinta.

Sudah sepatutnya di bulan yang suci Ramadhan sifat-sifat cinta dan kasih sayang pada diri kita mampu diwujudkan dalam hati dan perilaku sehari-hari. Dalam puasa merupakan arena tarbiyah Ilahiah untuk mengokohkan peradaban kesabaran. Puasa haruslah dapat mengerem pelbagai tindakan yang tidak terpuji. Mari dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan di bulan penuh berkah ini kita menyebarkan cinta dan kasih sayang kepada semua makhluk dimuka bumi agar puasa kita menjadi sempurna.

Wassalam,
agussyafii

Selamat menunaikan ibadah puasa

Sejarah Puasa

Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang dilaksanakan oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Allah swt. telah mewajibkannya kepada kaum yang beriman, sebagaimana telah diwajibkan atas kaum sebelum Muhammad saw. Puasa merupakan amal ibadah klasik yang telah diwajibkan atas setiap umat-umat terdahulu.
Ada empat bentuk puasa yang telah dilakukan oleh umat terdahulu, yaitu:
Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang dilaksanakan oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Allah swt. telah mewajibkannya kepada kaum yang beriman, sebagaimana telah diwajibkan atas kaum sebelum Muhammad saw. Puasa merupakan amal ibadah klasik yang telah diwajibkan atas setiap umat-umat terdahulu.
Ada empat bentuk puasa yang telah dilakukan oleh umat terdahulu, yaitu:

1. Puasanya orang-orang sufi, yakni praktek puasa setiap hari dengan maksud menambah pahala. Misalnya puasanya para pendeta
2. Puasa bicara, yakni praktek puasa kaum Yahudi. Sebagaimana yang telah dikisahkan Allah dalam Al-Qur’an, surat Maryam ayat 26 :
“Jika kamu (Maryam) melihat seorang manusia, maka katakanlah, sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini” (Q.S. Maryam :26).
3. Puasa dari seluruh atau sebagian perbuatan (bertapa), seperti puasa yang dilakukan oleh pemeluk agama Budha dan sebagian Yahudi. Dan puasa-puasa kaum-kaum lainnya yang mempunyai cara dan kriteria yang telah ditentukan oleh masing-masing kaum tersebut.
4. Sedang kewajiban puasa dalam Islam, orang akan tahu bahwa ia mempunyai aturan yang tengah-tengah yang berbeda dari puasa kaum sebelumnya baik dalam tata cara dan waktu pelaksanaan. Tidak terlalu ketat sehingga memberatkan kaum muslimin, juga tidak terlalu longgar sehingga mengabaikan aspek kejiwaan. Hal mana telah menunjukkan keluwesan Islam.

HIKMAH PUASA

Diwajibkannya puasa atas ummat Islam mempunyai hikmah yang dalam. Yakni merealisasikan ketakwaan kepada Allan swt. Sebagaimana yang terkandung dalam surat al-Baqarah ayat 183:
“Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kalain bertakwa.”

Kadar takwa tersebut terefleksi dalam tingkah laku, yakni melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Al-Baqarah ayat 185 :
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan tersebut, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu”. Ayat ini menjelaskan alasan yang melatarbelakangi mengapa puasa diwajibkan di bulan Ramadhan, tidak di bulan yang lain. Allah mengisyaratkan hikmah puasa bulan Ramadhan, yaitu karena Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan yang diistimewakan Allah dengan dengan menurunkan kenikmatan terbesar di dalamnya, yaitu al-Qur’an al-Karim yang akan menunjukan manusia ke jalan yang lurus. Ramadhan juga merupakan pengobat hati, rahmah bagi orang-orang yang beriman, dan sebagai pembersih hati serta penenang jiwa-raga. Inilah nikmat terbesar dan teragung. Maka wajib bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk bersyukur kepada Sang Pemberi Nikmat tiap pagi dan sore.

Bila puasa telah diwajibkan kepada umat terdahulu, maka adakah puasa yang diwajibkan atas umat Islam sebelum Ramadhan?

Jumhur ulama dan sebagian pengikut Imam Syafi’i berpendapat bahwa tidak ada puasa yang pernah diwajibkan atas umat Islam sebelum bulan Ramadhan. Pendapat ini dilandaskan pada hadis Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Mu’awiyah :
“Hari ini adalah hari Asyura’, dan Allah tidak mewajibkannya atas kalian. Siapa yang mau silahkan berpuasa, yang tidak juga boleh meninggalkannya.”

Sedangkan madzhab Hanafi mempunyai pendapat lain: bahwa puasa yang diwajibkan pertamakali atas umat Islam adalah puasa Asyura’. Setelah datang Ramadhan Asyura’ dirombak (mansukh). Madzhab ini mengambil dalil hadisnya Ibn Umar dan Aisyah ra.: diriwayatkan dari Ibn ‘Amr ra. bahwa Nabi saw. telah berpuasa hari Asyura’ dan memerintahkannya (kepada umatnya) untuk berpuasa pada hari itu. Dan ketika datang Ramadhan maka lantas puasa Asyura’ beliau tinggalkan, Abdullah (Ibnu ‘Amr) juga tidak berpuasa”. (H.R. Bukhari).

“Diriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa orang-orang Quraisy biasa melakukan puasa Asyura’ pada masa jahiliyah. Kemudian Rasulullah memerintahkan untuk berpuasa hari Asyura’ sampai diwajibkannya puasa Ramadhan. Dan Rasul berkata, barang siapa ingin berpuasa Asyura’ silahkan berpuasa, jika tidak juga tak apa-apa”. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Pada masa-masa sebelumnya, Rasulullah biasa melakukan puasa Asyura’ sejak sebelum hijrah dan terus berlanjut sampai usai hijrah. Ketika hijrah ke Madinah beliau mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa (Asyura’), beliau pun ikut berpuasa seperti mereka dan manyerukan ke ummatnya untuk melakukan puasa itu.

Hal ini sesuai dengan wahyu secara mutawattir (berkesinambungan) dan ijtihad yang tidak hanya berdasar hadis Ahaad (hadis yang diriwayatkan oleh tidak lebih dari satu orang). ”Ibn Abbas ra. meriwayatkan: ketika Nabi saw. sampai di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi sedang melakukan puasa Asyura’, lalu beliau bertanya: (puasa) apa ini? Mereka menjawab: ini adalah hari Nabi Saleh as., hari di mana Allah swt. memenangkan Bani Israel atas musuh-musuhnya, maka lantas Musa as. melakukan puasa pada hari itu. Lalu Nabi saw. berkata: aku lebih berhak atas Musa dari kalian. Lantas beliau melaksanakan puasa tersebut dan memerintahkan (kepada sahabat-sahabatnya) berpuasa. (HR. Bukhari).

Puasa Ramadhan diwajibkan pada bulan Sya’ban tahun kedua hijriyah, maka lantas, sebagaimana madzhab Abi Hanifah, kewajiban puasa Asyura terombak (mansukh). Sedang menurut madzhab lainnya, kewajiban puasa Ramadhan itu hanya merombak kesunatan puasa Asyura’.

Kewajiban puasa Ramadhan berlandaskan Al-qur’an, Sunnah, dan Ijma.
“Diriwayatkan dari Abdullah Ibn Umar, bahwasanya dia mendengar Rasulullah saw bersabda: Islam berdiri atas lima pilar: kesaksian tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, mengeluarkan zakat, haji ke Baitullah (Makkah) dan berpuasa di bulan Ramadhan.”

Kata ‘al-haj’ (haji) didahulukan sebelum kata ‘al-shaum’ (puasa), itu menunjukkan pelaksanakaan haji lebih banyak menuntut pengorbanan waktu dan harta. Sedang dalam riwayat lain, kata ‘al-shaum’ didahulukan, karena kewajiban puasa lebih merata (bisa dilaksanakan oleh mayoritas umat Islam) dari pada haji.

Kewajiban puasa Ramadhan sangat terang. Barang siapa yang mengingkari atau mengabaikan keberadaannya dia termasuk orang kafir, kecuali mereka yang hidup pada zaman Islam masih baru atau orang yang hidup jauh dari ulama.

DEFINISI PUASA

Secara etimologi, puasa berarti menahan, baik menahan makan, minum, bicara dan perbuatan. Seperti yang ditunjukkan firman Allah, surat Maryam ayat 26 :
“Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa demi Tuhan yang Maha Pemurah, bahwasanya aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. (Q.S. Maryam : 26)

Sedangkan secara terminologi, puasa adalah menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan disertai niat berpuasa. Sebagian ulama mendefinisikan, puasa adalah menahan nafsu dua anggota badan, perut dan alat kelamin sehari penuh, sejak terbitnya fajar kedua sampai terbenarnnya matahari dengan memakai niat tertentu. Puasa Ramadhan wajib dilakukan, adakalanya karena telah melihat hitungan Sya’ban telah sempurna 30 hari penuh atau dengan melihat bulan pada malam tanggal 30 Sya’ban. Sesuai dengan hadits Nabi saw.

“Berpuasalah dengan karena kamu telah melihat bulan (ru’yat), dan berbukalah dengan berdasar ru’yat pula. Jika bulan tertutup mendung, maka genapkanlah Sya’ban menjadi 30 hari.”***

=================
Diambil dari buku “Pilar-pilar Islam dalam al-Sunnah” karya Prof. Dr. Umar Hasyim, oleh M. Rofiq Mu’allimin.

Selasa, 10 Agustus 2010

Berbuka Puasa di Gereja

Di sini pernah terjadi sebuah keindahan menjalankan ibadah. Antar umat beragama saling menghormati. Tak hanya itu, mereka juga saling menunjukkan simpati sekaligus menolong antarumat beragama. Bahkan setiap bulan Ramadan, ratusan muslim berbuka puasa di dalam gereja. Begitulah kenyataan yang sempat terjadi di Solo, Jawa Tengah.

Gereja Kristen Jawa Manahan, Solo, sudah 13 tahun ini menggelar acara buka bersama. Ini telah berlangsung sejak krisis moneter melanda negeri sekitar tahun 1997. Niat awal didasari oleh rasa iba kepada saudara muslim yang kurang mampu. Sebagian besar yang ikut serta kegiatan itu adalah tukang becang, buruh bangunan, pedagang asongan dan lain-lain.

Tapi, buka puasa bersama ini memang tidak gratis. Hanya saja harga makanannya supermurah. Cuma dipungut biaya Rp 500 per porsi, mereka bisa menghemat pengeluaran uang konsumsi dibandingkan dengan memasak sendiri. Pihak GKJ Manahan berharap dengan bisa menghemat, ketika Lebaran mereka akan memiliki uang yang cukup untuk merayakan hari idul fitri itu.

Setiap hari, sedikitnya ada 200 – 300 orang yang ikut kegiata buka bersama di salah satu ruangan di GKJ Manahan. Setiap mendekati waktu buka puasa, halaman GKJ Manahan akan dipenuhi dengan becak dan sepeda onthel milik masyarakat yang kurang beruntung tersebut. Selain itu, dari kalangan umat Kristen juga sibuk mempersiapkan hidangan yang akan disajikan.

Menu buka puasa yang disajikan juga selalu berganti setiap harinya. Kadang, kari ayam, soto ayam maupun sop ayam. Intinya masakan yang berkuah dan menggunakan daging ayam. Pihak panita lebih memilih daging ayam daripada daging sapi. Tujuannya untuk mencegah terjadinya pencampuran daging sapi dengan daging lainnya.

Untuk memasak, pihak GKJ Manahan Solo menyerahkan kepada para ibu-ibu jemaat gereja untuk memasaknya. Pihak gereja juga meyakinkan bahwa semua masakannya halal. Bahkan, seringkali organisasi agama Islam melakukan pengecekan dalam hal memasak. Pihak GKJ Manahan sangat menghormati umat Islam sehingga mempersilahkan untuk melihat proses memasaknya jika ada kekhawatiran.

Kegiatan ini tidak ada misi atapun pesan tertentu untuk melakukan kristenisasi kepada umat Islam. Bahkan, pihak gereja juga mengundang kepada para ustad untuk memberikan kuliah tujuh menit sebelum melakukan buka puasa. Selain itu, pihak gereja juga menyiapkan tempat untuk melakukan sholat maghrib di salah satu ruangan di komplek gereja.

Namun, semua itu kini akan tinggal kenangan. Sebabnya, muncul sebuah kelompok bernama Forum Ukhuwah Islamiyah Elemen Umat Islam Surakarta yang menolak buka bersama yang digelar gereja itu. Menurut Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Solo, Dahlan Harjo Taruno, buka bersama masuk ke wilayah ibadah umat muslim.

"Musyarawarah sejumlah elemen umat Islam se- Surakarta menolaknya," kata Dahlan. "Sebagai gantinya sejumlah masjid di Surakatya akan menggelar acara buka bersama secara gratis."

Ketua Bhinneka Peduli Kemanusiaan dan Perdamaian Solo sebagai penyelenggara bersama GKJ Manahan, H Zainal Abidin Achmad, mengatakan tidak mempermasalahkan penolakan itu.

“Kami malah bersyukur. Saya pun berharap semoga buka bersama yang dilakukan forum tersebut lebih baik dari kita,” katanya. “Yang kita inginkan adalah suasana kondusif, rukun dan damai. Jadi, kita menghargai keinginan atas penolakan ini."

Ayah Sayang Bunda...........sangat mengharukan......subhanallah

kami sederhana tapi sangat meriah. Menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula. Dia sudah sukses dalam karir nya. Kami berbulan madu di tanah suci. Setelah menikah aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci....

Aku sangat bahagia dengan nya, dia sangat memanjakan aku. Sangat terlihat rasa cinta dan sayangnya pada ku. Banyak orang yang bilang,kami pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Aku bahagia menikah dengannya.

5 Tahun sudah kami menikah, sangat tak terasa waktu berjalan, walaupun kami hanya berdua saja. Karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil di tengah keharmonisan rumah tangga kami. Karena dia anak lelaki satu - satunya dalam keluarga nya, jadi aku harus berusaha untuk dapat meneruskan generasi nya. Alhamdulillah suamiku mendukung ku. Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan NYA.
Tapi keluarga nya mulai resah. Dari awal kami menikah ibu & adiknya tidak menyukaiku, aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, tapi aku menutupi dari suami ku. Didepan suami ku, mereka sangat baik pada ku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina - hina oleh mereka.

Pernah suatu ketika, 1 tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, , mobilnya hancur

Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda. Ia dirawat dirumah sakit, pada saat dia belum sadarkan diri, aku selalu menemaninya siang & malam, kubacakan ayat - ayat suci Al - Qur'an,aku sibuk bolak - balik rumah sakit dan tempat aku melakukan aktivitas sosialku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.

Ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat didalam kamarnya ada ibu, adik - adiknya dan teman - teman suamiku, dan satu lagi aku melilhat seorang wanita yg sangat akrab dengan ibunya. Mereka tertawa menghibur suamiku.

Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di depannya.

Kubuka pintu yg tertutup rapat itu,sambil mengatakan "Assalammu'alaikum" mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku, , suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup. Tangannya melambai, mengisyar atkan aku untuk memegang tangannya yg erat. Setelah aku menghampirinya, ku cium tangannya sambil berkata "Assalammu'alaikum" , ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih tapi penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.
Ibu nya lalu berbicara sama aku ...


"Fis, kenalakan ini Desi teman Fikri"
Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi, dan diya sangat akrab dengan keluarga suamiku. Dan akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku biacara di dalam ruangan, aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.

Aku sibuk membersihkan & mengobati luka - luka di kepala suamiku, ,baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba - tiba adik ipar ku yg bernama Dian mengajakku keluar,ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Aku pun menemaninya.

Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata " lebih baik kau pulang saja " Ada kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. "

Aku pun tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat, karena sikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mengapa aku tidak boleh pamitan pada suamiku, tapi tiba - tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia mengatakan hal yg sama, ia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak pamitan pada nya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah suamiku tetap saja membenarkannya, akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata. Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dlm kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.
----------------------------------------------------------------------------
Hari itu, aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain. Pagi itu, pada saat aku membersihakn pekarang rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami, sambil melihat ikan - ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.
Aku bertanya "Ada apa kamu memanggil ku ?"

Ia berkata "Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang "

Aku menjawab "Ia sayang aku tahu, aku sudah mengemasi barang - barang kamu di travel bag dan kamu sudah pegang tiket bukan ?"

"Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sdh lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku kan pulang dengan mama ku " Jawab nya tegas

"Mengapa baru bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana ?" tanya ku balik kepada nya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahu rencana kepulanggannya itu, padahal aku bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.

"Mama minta aku yang menemani nya saat pulang nanti " jawab nya tegas

"Sekarang aku ingin seharian dengan kamu, karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan ?" lanjut nya lagi sambil memeluk ku dan mencium keningku. Hatiku sedih, dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya. Bahagianya aku, dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya. Walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.

Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarga nya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu pada ku karena suamiku sangat sayang pada ku, aku memutuskan agar ia saja yg pergi, dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami. Karena ini acara sakral bagi keluarganya. Jadi seluruh keluarga nya harus komplit, aku pun tak diperdulikan oleh keluarganya harus datang atau tidak, tidak hadir justru membuat mereka sangat senang, aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.

Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluannya yang akan dibawa ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku lalu aku peluk erat dirinya, hati ini bergumam seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.

Aku tidak pernah di tinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama - sama kemana pun ia pergi. Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian tidak punya teman, hanya pembantu saja teman ngobrolku. Hati ini sedih akan di tinggal pergi oleh nya.

Sampai keesokan hari nya, aku menangis…menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelpon ku.
-----------------------------------------------------------
Berjauhan dengan suamiku, sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadi aku tak terlalu kesepian di tinggal pergi ke Sabang. Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami buruk,saat ia di sana aku pun jatuh sakit...rahimku sakit sekali seperti dililit oleh tali, ,tak tahan aku menhan rasa sakit dirahimku ini, sampai - sampai aku mengalami pendarahan, aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki - lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stdium 3.... Aku menangis, apa yang bisa aku banggakan lagi, mertuaku akan semakin menghinaku, suami ku yang malang , yang berharap akan punya keturunan dari rahimku... Aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan aku hanya memeluk adikku.

Aku kangen pada suamiku, aku menunggu ia pulang, kapan ia pulang, aku tak tahu. Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah - marah jika menelponku, bagaimana aku akan cerita kondisiku jika ia selalu marah - marah terhadapku.

Lebih baik aku tutupi dulu, dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang. Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita pada nya. Setiap hari aku menanti suami ku pulang, hari demi hari aku hitung....

Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto - foto kami, ponselku berbunyi, menandakan ada sms yang masuk. Ku buka di inbox ponselku, ternayta dari suamiku yang sms, ia menulis "aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulang nya satu hari lagi, aku aku kabarin lagi".

Hanya itu saja yang diinfokannya, aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah. Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan aku akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir - akhir ini.

Bel pun berbunyi, kubuka kan pintu untuknya ia pun mengucap salam, sebelum masuk aku pegang tangannya ke depan teras, ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan ku cuci kedua kakinya, aku tak mw ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami, setelah itu aku pun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksi nya ...

Masya Allah ia tidak mencium keningku, ia langsung naik keatas, ia langsung mandi dan tidur,tanpa bertanya kabarku. Aku hanya berpikiran, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta. Biasa nya kami selalu berjama'ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangun kannya, aku helus mukanya, aku cium kening nya, lalu aku sholat tahajud 8
rakaat plus witir 3 raka'at.
--------------------------------------------------------------------
Aku mendengar suara mobinya, aku terbangun lalu aku liat dia dari balkon kamar kami dia bersiap - siap untuk pergi, aku memanggil nya tapi ia tak mendengar, lalu aku langsung ambil jilbabku, aku lari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku, aku mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi, ada apa dengan suamiku...mengapa ia sangat aneh terhadapku ?

Aku tidak bisa diam begitu saja firasatku ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuaku, kebetulan Dian yang angkat telpon nya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab "Loe pikir aja sendiri !!!" telpon pun langsung terputus.

Ada apa ini ? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia pulang dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan ku.

Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami, kami berbicara seperlunya saja, aku selalu di introgasinya, aku dari mana dan mengapa pulang terlambat, ia bertanya dengan nada yg keras, suamiku telah berubah.

Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah di tuduh nya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat, sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu yang aku pegang, aku hanya berdo'a agar suamiku sadar akan prilakunya.

*******
2 Tahun berlalu, suamiku tak berubah juga, aku menangis tiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja kenal, kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna, walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiapi segala yang ia perlukan. Penyakitku pun masih aku simpan dengan baik dan ia tak pernah bertanya obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.

Bersyukurlah, aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji jadi aku tak perlu repot - repot meminta uang pada nya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku

Sungguh suami yang dulu aku puja, aku banggakan sekarang telah menjadi orang asing, setiap aku tanya ia selalu meyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba - tiba saja malam itu, setelah makan malam selesai, suamiku memanggilku.

"ya ada apa Yah !" sahutku dengan memanggil nama kesayangannya "Ayah"

"Lusa kita siap - siap ke Sabang ya !" Jawabnya tegas

" Ada apa ?" Mengapa ?" sahutku penuh dengan keheranan

Astaghfirullah. ..suami ku yang dulu lembut menjadi kasar, diya mebentakku, tak ada lagi diskusi anatara kami.

Dia mengatakan " Kau ikut saja jgn byk tanya !!! "

Aku pun lalu mengemasi barang - barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis,sedih karena suamiku yang tak ku kenal lagi.

2 Tahun pacaran, 5 tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buat ku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami sekarang menjadi dingin, sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak tapi aku tak bisa, suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang - barang, dia bilang perbuatan itu menunjukkan ketidakhormatan kedapanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini sendiri.

Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur, karena terus berpikir. Keluarga besar nya telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik - adiknya, aku tidak tahu ada acara apa ini. Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun keluar bergabung dengan keluarga besarnya.

Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dlm lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua itu telah ada sebelum suamiku lahir. Tiba - tiba Tante Lia, tante yang sangat baik pada ku memanggil ku untuk segera berkumpul diruang tangah, aku pun ke ruang keluarga yag berada di tengah rumah besar itu, rumah zaman peninggalan belanda diaman langit - langit nya lebih dari 4 meter. aku duduk disamping suamiku, suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya pada nya, tiba - tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya membuka pembicaraan.

"Baiklah,karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha ! " Nenek nya bicara sangat tegas.. Dengan sorot mata yang tajam.

" Ada apa ya Nek ?" sahutku dengan penuh tanya..
Nenek pun menjawab " Kau telah gabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda - tanda kehamilan yang sempurna, sebab selama ini kau selalu keguguran !!'

Aku menangis, untuk inikah aku diundang ke mari, untuk dihina atau di pisahkan dengan suamiku.

"Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu, sebelum kau menikah dengannya, tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur, dan akhirnya menikahlah ia dengaa kau." Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.

Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.
"Dan aku dengar dari ibu mertua mu kau pun sudah berkenalan dengannya" Neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu. Sedangkan suamikku hanya diam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian.

Nenek nya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari pembicaraannya ialah dengan wajah yang sangat menantang ia berkata " kau mau nya gimana ? kau di madu atau diceraikan ?"

Masya Allah...... kuat kan hati ini, aku ingin jatuh pingsan, hati ini seakan remuk mendengar nya, hancur hati ku, mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..

Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau kayu tersebut, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.

"Fish, jawab !! " Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab

Aku langsung memegang tangan suamiku, dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas. "Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami."

Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cinta ku di bagi, pada saat itu juga suami ku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mata ku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.
Aku lalu bertanya kepada suami ku, "Ayah siapakah yang akan menjadi sahabat ku dirumah kita nanti Yah?”

Suamiku menjawab "Dia Desi ! "
Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara "Kapan pernikahan nya berlangsung ? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?"

Ayah mertuaku menjawab "Pernikahannya 2 minggu lagi."

"Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruh nya mengurus KK kami ke kelurahan besok" setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.

Tak tahan lagi, air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar, aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi, sakit, diiringi akutnya penyakitku. Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini ?

Aku berjalan menuju ke meja rias, ku buka jilbabku, aku bercermin sudah tidak cantikkah aku ini, ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok, ku lihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis, kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.

Tiba - tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suami ku datang, ia berdiri dibelakangku, tak kuhapus air mata ini aku langsung memandangnya dari cermin meja rias itu.

Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan "terimah kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku, jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan ?"

Suami ku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya knp rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo, dalam hati ku mengapa ia sangat cuek? Ia sudah tak memanjakan ku lagi.. Lalu dia bilang bilang "sudah malam, kita istirahat yuk"!

"Aku sholat Isya dulu baru aku tidur" jawab ku tenaang.

Dalam sholat, dalam tidur aku menangis, ku hitung waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku. Aku tak tahu kalo Desi orang Sabang juga. Sudahlah ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku, diamana rasa sayang dan cintanya itu.
-----------------------------------------------------------------------
Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku. Di laptop aku menulis saat - saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang tidur pulas, apa salahku sampai ia berlaku kejam kepada ku. Aku save di my document yang bertitle "Aku mencintaimu Suamiku"

Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar, aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, mungkin aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama, lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.

"Apakah kamu sudah siap ?"

Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :
"Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk ke dalam rumah ini, cucilah kaki nya sebagaimana kamu mencuci kaki ku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do'a di ubun - ubunya sebagaimana yang kamu lakukan pada ku dulu lalu setelah itu....." tak sanggup aku ingin meneruskan pembicaraan ini, aku ingin menagis meledak

Tiba - tiba suamiku menjawab "lalu apa Bunda ?"

Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk, aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar - binar. "…….bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan ?" pinta ku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.

Dia mengangguk dan berkata "Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda ?" sambil ia menghelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sidikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedada nya saja.

Dia tersenyum, sambil berkata " Kita liat saja nanti ya!" dia memelukku dan berkata, "bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama" lalu ia mencium keningku.

Aku langsung memeluk nya erat dan berkata "Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa ayah berubah? Aku kangen sama ayah? Aku kangen belaian kasih sayang ayah? Aku kangen dengan manjanya ayah? Aku kesepian ayah? Dan satu hal lagi yang harus ayah tau bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan bearti aku pernah berzina ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata "Aku minta maaf ayah, telah membuatmu susah"

Saat itu juga, diangkatnya badanku, ia hanya menangis.

Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali.
Tiba - tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan ku, dan ia bertanya "bunda baik -baik saja kan" tanya nya dengan penuh khawatir.

aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik Yah" aku tak bisa bicara sekarang. Karena dia akan menikah. Aku tak mau buat diya khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.

Setelah tiba dimasjid, ijab qabul pun dimulai. Aku duduk di sebrang suamiku.

Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakn "Ayah Jangan" tapi aku ingat akan kondisi ku.

Jantung ini berdebar kencang, ketika mendengar ijab qabul tersebut. Begitu ijab qabul selesai, aku menarik napas panjang, Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini, ya, aku kuat. Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding di pelaminan. Orang - orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku sangat aneh, wajahku yang selalu tersenyum tapi hatiku menangis.

Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja, tak mencuci kaki nya. Aku sangat heran dengan prilaku nya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini? Sementara itu Desi sambut hangat di dalam keluarga suamiku,tak seperti aku yang di musuhinya.

Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa !! Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tau apa yang mereka lakukan didalam.

1/3 malam, pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah, ku dekati lalu ku lihat.... Masya Allah, suamiku tak tidur dengannya,ia tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus mukanya yang lelah, tiba - tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.

"Kamu datang ke sini, aku pun tau " ia langsung berkata seperti itu, aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail, ia mengatakan "maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang denagn mama, papa Dan juga adik - adikku"
Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah, apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, aku telah meresakan kehadirannya saat ini. Tapi masih bisakah engaku ijinkan aku untuk mersakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini.

Suamiku berbisik, "Bunda kok kurus ?"

Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.
Aku pun berkata "Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi ?"

"Aku kangen sama kamu Bunda. Aku tak mau menyakitimu lagi, kamu sudah terluka oleh sikapku yang egois," dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.

Lalu suamiku berkata, "Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda... Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalo bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti harta ayah, dan satu lagi ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya klo bunda gk mw berbuat seperti itu, dan seperti itu di beri tanda kutip ( "seperti itu" ), ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung, dan ayah berpikir klo bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluar ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda "

Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan didirinya, hanya karena omongan keluarganya, yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.

Aku hanya menjawab "Aku sudah ceritakan itu kan Yah, akutidak pernah berzinah, dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa kamu, banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu.

Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian di kamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluaraganya juga. Karna aku tak mau mati dalam hati yang penuh denagn rasa benci.
--------------------------------------------------------
Keesokan harinya..... .....
Katika aku ingin bangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali..aku pendarahan.. suamiku kaget. Suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku. Aku pun dilarikan ke rumah sakit. Jauh sekali aku mendengar suara zikir suamiku. Aku merasakan tanganku basah. Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.

Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan " Bunda, Ayah minta maaf , , !!"

Berapa kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hati ku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku.

Aku berkata dengan suara yang lirih " Yah....Bunda ingin pulang, bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya Yah...."

"Ayah jangan berubah lagi ya !!! Janji ya Yah... !!! Bunda sayang banget sama Ayah "

Tiba - tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakit nya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi, aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku, kulihat wajahnya yang tampan, linangan air matanya.

Sebelum mata ini tertutup ku lafazkan kalimat syahadat dan ditutup denagn kalimat tahlil.

*********************************************************
Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku. Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka. Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacran samapai kami menikah.

Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafas ku.

Untuk Ibu mertuaku : "Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu. Ketahuilah Ma, dari dulu aku selalu berdo'a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya bukti nya Ma. Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma ? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi dengan ku, menantumu kau bersikap sebaliknya."

*********************************************************
Setelah ku buka laptop,ku baca curhatan istriku
Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku.
Aku dihina oleh mereka ayah.
Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu ?
Pernah suatu ketika, aku bertemu Dian di jalan, aku menegornya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidak sukaannya. Sangat terlihat Ayah.
Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah.

Aku tak bisa berbicara ttg ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah.

Aku diusir dari rumah sakit.
Aku tak boleh merawat suamiku.
Aku cemburu paad Desi yang sangat akrab dengan mertuaku
Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku
Aku sangat marah....

Jika aku membicarakn hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan ibunya.
Aku tak mau sakit hati lagi.

Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku
Engkau Maha Adil.
Berilah keadilan ini padaku Ya Allah
…..

Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku.
Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja - manja lagi padamu.
Aku kuat ayah dalam kesakitan ini.
Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku.
Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah.
…..
Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu
Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui
Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku
Aku harus sadar diri

Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu
Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku ?
Ayah aku masih tak rela
Tapi aku harus ikhlas menerimanya

Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya
Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku
Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir
Sebelum ajal ini menjemputku
Ayah...aku kangen ayah
-------------------------------------------------------------------------------
Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu Bun
Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi ke Pulau Kayu ini
Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.

Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.
Bunda akan selalu hidup dihati ayah.
Bunda...
Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah...
Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.
Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, dalam kesendirianmu.
Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus.
Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..
Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.
Aku menyesal telah asik dalam keegoanku..
Bunda maafkan aku. Bunda tidur tetap manis.
Maafkan aku,
tak bisa bersikap adil dan membahagiakan mu, aku selalu mengiyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.
maafkan.............

(sebuah email dari seorang teman)mudah-mudahan bisa mengambil pelajarann ari kisah ini.

Semesta alam raya Bertasbih Pada-Mu

Assalammualaikum Waromatulahi Wabarokatuh... Langkah demi langkah telah ku tulusuri hingga lelah jejak langkah ini , burung yang terbang di angkasa di laut pun semua mensucikan Asma-Mu


Semesta alam raya bertasbih padaMu , di dalam nafasnya Alam serta hewan di lautan Berdzikir Mengangukan Asma-Nya

Tangan-Ku di gengaman-Mu Aku terus mencoba berdoa memohon pertolongan dari-Mu .Di setiap hembusan udara yang aku temukan Di luar sana akan selalu ku jumpai Allah Yang senantiasa mendengar doa-Ku Dan Cinta Akan Selalu Bertasbih Mengumandangkan Keagungan Asma_Nya Yang Maha Sempurna .


Aku Hamba yang tak sempurna namun aku mencintai-Mu sehingga di dalam kallbu ini harap hanya Nama-Mu yang bertahta ..


Ya Allah , Ya Rabbi maafkan aku apabila hati ini sering lalai dalam menjalankan amanah yang telah engkau berikan kepada hamba-Mu,karena aku hanya seorang hamba yang penuh kesalahan dalam menjalankan kehidupan yang telah engkau berikan kepadaku ,Sehingga tangis,tawa dan air mata kupersembahkan kepada-Mu yang terindah ,di dalam kehidupan yang penuh dengan kefanaan ..


Waktu terus berjalanan, detik terus berlalu sehingga malam hadir kembali dalam setiap langkah hidupku ,Laaillahailalloh Ku bersujud kepada-Mu di setiap jengakal sejadah sujud ku pada-Mu ....

Setiap detik yang berlalu kian lambat berjalan begitu lama di saat menunggu datang nya subuh yang syahdu Sehingga ada resah dan gelisah di saat ketika tubuh ini rapuh dalam langkah menuju panggilan-Mu namun cinta dalam qalbu hanyalah pada-Mu , dalam jiwaku hanya diriMu yang bertahta hingga waktu telah terhenti dalam jengkal sejadah dalam hidupku .


indah wajah para muslimin Yang selalu terjaga jiwa nya di waktu sepertiga malam terakhir, ia selalu Menjaga mataNya di waktu malam ,lisan yang tak berdosa selalu mentaburi ayat-ayat suci dan Tangan yang dermawan yang senantiasa mengiringi dzkir yang selalu membawa ketenangan di dalam jiwa sehingga hati yang bertahta menjadikan sebuah senyum di wajahnya di saat semua ciptaan - Nya Berdzikiri dan Bertasbih Kepada-Nya .


Wassalam ,

SAAT CINTA TAK BERBALAS

Sebagai manusia biasa, kita tidak dapat memungkiri rasa ketertarikan terhadap lawan jenis. Mengambil istilah teman, “seakhwat-akhwatnya akhwat, tetap saja wanita biasa. Seikhwan-ikhwannya ikhwan tetap saja lelaki biasa”. Bagi kita para Ikhwan ‘jombloers’ mungkin saja pernah merasakan magnet yang begitu dahsyat, getaran hebat, desiran kuat, dan lain sebagainya saat kita bertemu dengan seseorang yang luar biasa menurut pandangan kita. entah ketampanan/kecantikannya, kesholehannya, atau banyak alasan yang lain yang seringkali tidak dapat dilogika, karena cinta tak kenal logika (katanya... hehehe...).

Terkadang disadari atau tidak, terbersit rasa yang manusiawi, sebuah anugerah Allah. Saya tidak akan menghakimi anda untuk segera membunuh rasa itu, tapi pandai-pandailah mengatur anugerah terindah itu. Ungkapkan jika kamu mampu dan berani, lalu melangkahlah ke jenjang berikutnya segera. Jika tidak, simpanlah rasa itu, dekatkan diri pada Pemilik Rasa, wallahualam apa yang terjadi berikutnya adalah urusanmu dengan-Nya.
“tapi ga sesimpel itu!! Ya kalo aku nyatakan terus diterima, kalo ditolak?”

Kalau di tolak, pasrahlah. Percayalah Allah akan memberimu yang lebih baik. Meski seringkali hasrat untuk hidup bersama sang pujaan begitu menggebu, namun apa daya jika cinta bertepuk sebelah tangan? Pendamlah rasa itu, kuburlah, simpan di suatu kotak kemudian kunci rapat dan letakkan kotak itu di sudut tergelap yang ada di hatimu. Kamu harus yakin, Allah paling Tahu apa yang terbaik bagimu. Dia pasti akan mempertemukan kita dengan orang yang memberikan kebahagiaan seperti yang kita angankan. Bahkan mungkin lebih dari yang kita harapkan. Anggap saja ini bagian dari lika-liku kehidupan.

Suatu hari nanti saat kita telah menikah dengan orang lain -bukan dengan si dia yang kita idamkan- niscaya kita takjub dengan kebahagiaan yang kita rasakan., bahwa sang pujaan akan datang ke rumahmu. Perjodohan adalah perkara gaib. Tanpa ada seorang pun yang tahu kapan dan dengan siapa kita akan berjodoh. Cinta dan jodoh tidak mengenal status dan identifikasi fisik. Bukan karena kamu cantik maka para ikhwan menyukaimu. Juga bukan karena akhi seorang hamalatud dakwah lalu setiap akhwat mendambakannya.

Bila hari ini Allah belum mempertemukan kita dengan orang yang kita cintai, insya Allah ia akan datang esok atau lusa, atau kapanpun ia menghendaki, itu adalah bagian dari kekuasaanNya.
THANKS to Allah,Yang telah memberikan kenikmatan atas rasa ini dan menyelamatkan diri ini dari segala angan-angan kosong. (r.o)

** HANYA IMAN **

Pada suatu pagi hari buta Ali bangun, lalu ia dan istrinya, Fathimah, mencari sesuatu untuk di makan. Akan tetapi, keduanya tidak menemukan sesuatu pun. Ali mengenakan mantel bulu karena cuaca saat itu sangat dingin, lalu keluar mencari sesuatu. Ia pergi menuju pinggiran kota Madinah. Selanjutnya, ia teringat dengan seorang Yahudi yang memiliki lahan pertanian, maka Ali pun segera menuju kepadanya dan langsung masuk ke dalam pintu lahan pertanian yang sempit lagi kecil.

Melihat kedatangan Ali, orang Yahudi itu berkata: hai orang Arab, kemarilah dan bantulah aku menimba air. Aku akan mengupahmu untuk setiap timba dengan sebiji kurma.・Timba yang dimaksud berukuran besar, lalu air yang ditimbanya dinaikkan ke punggung unta. Ali bekerja kepada lelaki Yahudi itu beberapa saat hingga kedua tangannya bengkak dan tubuhnya terasa pegal-pegal. Setelah itu orang Yahudi tersebut memberinya kurma sesuai dengan bilangan timba yang telah diangkatnya. Selanjutnya, Ali pulang dengan membawa kurma hasil upah kerjanya. Dalam perjalanannya ia mampir dahulu ke rumah Rasul SAW, lalu berbagi buah kurma dengan beliau. Sisanya yang tidak begitu banyak ia bawa pulang untuk ia makan bersama Fathimah, istrinya, sepanjang hari itu.

Itulah profil kehidupan mereka. Sekalipun demikian, mereka merasakan bahwa rumah tangga mereka penuh dengan kebahagiaan, keceriaan, cahaya, dan kegembiraan. Ali bukanlah orang kaya harta. Ketika hendak meminang Fathimah, Rasulullah SAW bertanya: apakah kamu punya sesuatu (maskawin)?・Ali menjawab: demi Allah, aku tidak punya apa-apa.>
Rasul SAW bertanya: kemanakankah baju besi Huthamiyyahmu?・Ali melanjutkan kisahnya: aku pun menyerahkannya dalam keadaan telah patah-patah, tidak senilai dengan dua dirham pun.・dan beliau menikahkannya dengan maskawin itu. (HR. Abu Daud, Nasan dan Ibnu Hibban).

Wahai sahabat・> Jangan engkau turuti hawa nafsumu dengan merongrong keinginanmu yang berlebih untuk mendapatkan seseorang yang ideal menurut pandangan duniamu. Sesungguhnya matahari masih akan terus bersinar bersama sebuah ikatan suci yang dijalin karena Allah. Allah memilih: hendaklah manusia menikahi seseorang karena agamanya, bukan karena harta, kedudukan, nasab, atau pun wajahnya.

Sesungguhnya Hasan dan Husain berayah miskin harta namun takwa, Umar bin Abdul Aziz beribu pemeras susu namun jujur, Imam Abu Hanifah berayah seorang musafir namun zuhud, Imam Ali Zainal Abidin beribu budak namun wara・ Imam Hasan Al Banna berayah tukang jam namun ahli hadits.

Wahai sahabat・> Lihatlah kesudahan dari sebuah rumah tangga yang dibina karena memperturuti hawa nafsunya, dikalangan artis misalnya. Rumah tangga mereka berakhir dengan tragis dan tangis. Karena sejak semula niat mereka tidak lurus. Mereka tidak menganggap bahwa pernikahan itu sesuatu yang sangat sakral. Wahai sahabat, Apakah peristiwa-peristiwa itu tidak membuatmu berpikir?

Wahai ibu, wahai ayah・> Janganlah kalian merongrong anak kalian untuk menikahi seseorang dengan standar materi, karena materi akan sirna bersama putaran roda, bersama tenggelamnya matahari, bersama redamnya ombak di lautan. Apabila sekarang dia cantik atau tampan, maka besok kecantikan atau ketampanan itu akan hilang. Jika hilang, akan dibawa kemana anakmu?!

Apabila sekarang dia kaya raya, maka besok dia bisa miskin. Siapakah engkau yang bisa menebak arah panah rezeki manusia, yang mengatakan anakku akan tetap kaya hingga maut datang menjemputnya・

Kebahagiaan sebuah rumah tangga bukan diukur dengan banyaknya harta dan tampan atau cantiknya wajah, tetapi ia hadir bersama turunnya hidayah, cinta kebenaran, dan tulus dalam berkasih sayang. Sesungguhnya hanya iman yang dapat melanggengkan bahtera pernikahan, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. (Imam Syamil)

By : Aan Candra